Membiasakan Sendiri Tanpamu “IBU”
Kembali lagi pada satu kisah tentang ibu
Entah kenapa selalu ingin menulis barisan-barisan yang aku
punya ini
Kapanlagi menulis untukmu kalau tidak sekarang
Mungkin inilah tulisan-tulisan terindahku untukmu
Dan biarkanlah tulisan-tulisan ini mewarnai dunia
Kadang merah, kadang putih, berwarna-warni cerita cinta kita J
“@rief
Memahami Hakikat Saat-saat Bersama
Dahulu bersamamu, mulai pagi, siang, malam, sampai pagi
kembali datang, ku setia di sisihmu membantu segala aktifitas yang engkau
lakukan. Kalau bukan engkau yang mengajarkan hal itu, entahlah….”Bagaimana
jadinya diri ini.
Di kala itu, betapa bahagianya hati karena sosok paling
lembut, paling ramah, paling perhatian terhadap anak-anaknya, hadir di
tengah-tengah keluarga besar ini, canda tawa membuatku tak ingin kemana-mana
meski jadwal kerjaku kala itu padat sekali.
Aku tahu kalau waktu itu ada teman-teman, sahabat-sahabat
dekat yang mengajakku keluar bermain dan mencari udara di luar sana, tapi entah
kenapa tak sedikitpun aku tertarik di ajaknya. Berkumpul bersama keluarga sudah
cukup membuatku bahagia setiap malamnya.
Malam demi malam selalu seperti itu, adalah sebuah
kebahagiaan yang tak bisa di gantikan dengan apapun, sungguh banyak rahmat
ALLAH hadir di keluarga tercinta ini. Syukur ku ucapkan padamu YA ROBB, namun
di sela-sela senyum itu, matahati berkata, “Bukankah
semua kembali kepada ALLAH, berarti ada saatnya pula satu demi satu engkau
ambil kembali mereka YA ROBB. Namun terima kasih atas indahnya karuniamu ini, semoga
engkau menjadikanku sebagai orang yang selalu bersyukur dalam hal apapun.
Takdir mulai berbicara
Pada
akhirnya tibalah takdir di keluarga tercinta ini, satu orang kemudian ALLAH
panggil untuk sebuah tanggung jawab selama hidupnya di dunia, gemetar seluruh
tubuhku kala itu, karena hanya aku yang menyaksikan nafas terakhirmu kala itu.
Ibu, sudah ku minta doa-doa terbaik untukmu, ALLAH pasti sangat
memperhatikanku, tak perlu kuatir engkau disana.
Entah kenapa dingin sekali saat itu, semua orang mendoakan,
aku menggigil sendiri berada di sampingmu, apakah engkau sedang memelukku? Yang
pasti tiada wanita terhebat selain engkau, karenamulah aku bisa Menciptakan Magnet Cinta
Mulai Terbiasa Tanpamu
Setelah beberapa bulan, jangankan berkumpul, teman setia
saja aku tiada. Kalau dahulu biasa bercanda tawa bersama di teras rumah, setelah
kepergianmu aku mulai membiasakan sendiri memahami hakikat-hakikat yang ada,
teman setia hanya bulan dan bintang ciptaan ROBBI yang menemani, itupun kalau
ada, kalau tak ada, hanya suara jangkrik dan sapi sebagai teman, namun tanpa
sadar ALLAH sudah mengajariku lagi tentang arti bersyukur itu seperti apa.
Nah? Semoga dari cerita di atas, Sobat kata mata hati bisa mengambil makna terdalamnya, semoga bisa
menjadi kisah inspiratif yang
bermanfaat dalam hidup Anda J
0 comments:
Post a Comment