Cinta Butuh Perjuangan “EMANG!

Cinta Butuh Perjuangan “EMANG! | Setelah melalui ujian cinta yang cukup dahsyat di tahun 2014, kemudian 2 tahun sendiri tanpa yang namanya cinta, padahal sih memang belum dapat pujaan hati, maunya sendiri mulu’ “Gimana bisa dapat, nyari aja kaggak, hehehehe. 



Yah itulah saya “Arief” Sukanya menyendiri saja setiap kali pulang kerja, diam sendiri di rumah, terus saja gitu tiap harinya. Habis makan, keluar teras bentar liat bulan dan bintang, itupun kalau ada, kalau kagak ada ya suara sapi dan jangkrik itu jadi teman setia saya. 

Memo kala itu


Ternyata fokus ke karir membuat saya agak kurang fokus mencari pasangan hidup, ya Alhamdulillah, sedikit point bagus sih apabila kita mau fokus ke karir. Tapi lama kelamaan ngerasa pengen punya pendamping juga sih, hehehehe…. Yasudahlah, coba iseng-iseng ikutan yang namanya setipe di kala itu.


Sabar ya mbacanya, hihihihi….. “Pelan-pelan mawon


Apa itu setipe? Setipe adalah salah satu pencarian pasangan hidup, ihhirr, pada penasaran pengen ikut juga nih kayaknya. Hahahahaha…. “Kalau beruntung syukur alhamdulillah, kalau belum beruntung berarti ya suruh berusaha lagi dan sabar lagi. 


Disitu adalah perjalanan saya kembali ke dunia relationship, dan banyak yang saya rasakan. Saya kenal dengan beberapa perempuan, dan alamatnya pun di berbagai kota, ada yang banyuwangi, malang, sidoarjo, gresik dan lain-lain. Waduh, banyak bingit, hahahaha….


Lewat perkenalan setipe itulah saya mendapatkan banyak teman baru, ada yang satu kota dengan saya kala itu, dan ada satu perempuan yang berlamatkan di malang. Ya mungkin sudah salah satu skenario ALLAH juga mempertemukan saya dengan beliau.


Dimulainya perkenalan


Awal mula kita hanya sharing-sharing ringan, dan bercerita tentang keluarga saja, sampai beberapa minggu lamanya, kitapun semakin tahu diri masing-masing. Kala itu masuk di pertengahan bulan puasa, lalu hari raya tiba sayapun berniat datang kerumahnya untuk ta’aruf.


Saya pun minta restu untuk di ijinkan agar bisa ke rumahnya beliau, akhirnya saya pun di ijinkan oleh pihak keluarga di sana, dan orang tua sayapun juga memberi restu untuk ta’aruf sesuai islam. Sebelum datang kerumahnya beliau, sedikit cerita darinya “Kalau selama ini sudah ada beberapa yang berniat melamarnya, namun PDKTnya sama ayah sih kurang begitu akrab, “demikian tuturnya.


Jarang laki-laki yang bisa taklukkan ayah saya mas? Benarkah demikian? Jawab saya. “Lalu saya bertanya lagi, bagaimana dengan permintaan para mas-mas yang ingin melamar njenengan? “Kurang begitu srek mas, Alhamdulillah. Jawaban saya sambil bercanda demikian ke adek tersebut.


Perjuanganpun di mulai ketika saya mulai keberangkatan saya ke malang, agak ragu sih awalnya, karena terus terang tidak tahu banget daerah malang yang mana, BONDO NEKAT kalau kata wong jowo. Sayapun nekat berangkat ke rumah adek tersebut, hanya di tunjukkan dengan beberapa alamat kampus, sayapun lumayan bingung nyari-nyari.


Perjalanan demi perjalan saya nikmati, kemudian sampailah saya ke salah satu kampuas besar di malang, saya pun mencari-cari adek tersebut yang katanya di depan kampus, saya tengok depan dan samping kanan, belum ketemu juga, ternyata pas samping kiri saya, terjadilah pertemuan yang sangat mendebarkan.


Saling sapa pun terjadi pada saat itu, “si adek bertanya, bagaimana perjalanannya mas? “Alhamdulillah keringetan terus dari tadi. “Tutur saya, dan di sambut dengan senyum candaan tersebut. Sampai kerumahnya, disitu saya baru mengucapkan kepada semua keluarga, minal aidzin wal’faidzin. Agak belepotan sih ngomongnya, tapi di lancarkan sendiri karena niat yang sudah siap dari awal.


Indahnya silaturrahim


Saling sapa kembali terjadi di hunian kala itu, mulai dari ibu, ayah, anak-anak dari orang tua, dan tak ketinggalan bidadarinya, hehehehe ….. sang ayah menyapa dengan tegas dan posisi badan tegak, Assalamualaikum, jawab dengan salam balik lalu saya memperkanalkan diri “perkenalkan pak, nama saya arief, terima kasih sebelumnya, sampon di ijinkan teng mriki! “Njeh sami-sami mas “tutur ayah sambil memperkenalkan dirinya.


Obrolan pun terjadi, mulai dari pertanyaan karir sampai agama, saking asyiknya ngobrol sama si ayah, kita jadi lupa kalau sudah waktunya sholat ashar, bareng-bareng ke masjid untuk sholat, dan si ayah ternyata adalah takmir masjid tersebut.

Usai sholat kita melanjutkan obrolan, dan makan-makan, si ayah mempunyai respon yang sangat baik terhadap saya, “Alhamdulillah, ucap saya dalam hati. Si ayah mengizinkan untuk saya menginap di kosan yang kebetulan anak-anak kosan cewek pada pulang kampung, sayapun akhirnya menginap di kosan berlantai 4. Sebagai tamu, saya sudah sangat di perlakukan dengan begitu baiknya sama keluarga ini.



Awal yang mendebarkan untuk sebuah kisah


Selanjutnya di antarlah saya ke lokasi kosan oleh si adek tersebut. Terjadilah obrolan yang malu-malu gimana gitu? “disitu saya mengungkapkan keseriusan saya untuk menikahinya, si adek ini pun tersipu malu, dan kemudian memantabkan pula keyakinannya untuk menerima lamaran saya. 


Pada malam hari di undanglah saya untuk makan malam bersama adek ini, muncullah pertanyaan, “Mas, g pengen jalan-jalan tah? “Jawab saya, “Jangan dek, ntar di marahi sama ayah ibu kalau kita keluar bareng, “g papa mas, saya sudah izin kok, kasian juga masnya jauh-jauh kalau g jalan-jalan. “Tutur si adek. Keluarlah saya ke salah satu mall besar, cuman sekedar liat-liat saja, habis itu langsung balik ke kosan.


Pagi tiba saya di ajak nyari makanan, karena pembantu belum sempat memasak, di ajaklah saya nyari nasi pecel, makan berdua dengan banyak orang di sekitar, dan di beri tahu, “Mas, saya kalau sewaktu menikah nanti, ingin beli tanah yang ini buat usaha bareng, ibu sama ayah sudah niat memberikan separuh buat saya usaha. Saya pun tidak bisa menjawab apa-apa, njeh, semoga bisa jadi usaha yang baik nantinya. “Tutur saya.


Sungguh sangat beda yang rasakan di kota malang, keramaian kotanya pun sangat beda dengan kota saya, banyak pelajaran menarik yang saya temukan di malang. Melihat lokasi-lokasi orang berbisnis macam-macam, ada pula tentang gaya hidup yang juga berbeda mengajarkan saya banyak hal tentang arti sebuah hati-hati dalam pergaulan bebas.


Sekembalinya pulang dari makan, tibalah saatnya untuk saya pamit dari rumah adek ini, sebelum pulang saya ucapkan sedikit salam perpisahan “Terima kasih banyak pak, buu…. Sudah menerima saya dengan baik disini, terima kasih pula sudah menginzinkan saya untuk bisa main kesini silaturrahim. “Iya, sama-sama dek, jangan kapok main kesini “Tutur ayah sambil senyum.


Sebelum pulang, ku cium kedua tangan mereka masing-masing layaknya sudah menjadi menantu saja  kecupan tangan yang mesra terjadi pada saat itu, lalu akupun pulang di antar sampai ke halaman depan rumahnya sambil ku berkata, “Terima kasih banyak atas waktunya dek, semoga kita bisa berjumpa lagi dan meneruskan ta’aruf ini dengan baik dan dengan ridho ALLAH pula, pulanglah aku kekota tercinta….



Jawaban mendebarkan yang sedang di nanti


Ketika sesampainya di bus, rasa penasaran akhirnya langsung saya tanyakan lewat chat BBM, “Dek, bagaimanakah respon ayah, apakah saya di terima “Alhamdulillah, ayah senang kok, tadi saya di dudukkan dan di tanyai, “Bagaimana dek, sudah yakin sama masnya? “njeh sudah, demikian jawab si adek.


Ayah bilang. “Kalau masalah agama bagus, kalau di ajak maju untuk berbisnis insyaALLAH bisa berkembang. “Alhamdulillah ,,,,, “tutur saya. Dan dengan perasaan yang bahagia. Sangat senang sekali mendengar saya bisa di terima dengan baik. Padahal sebelum saya berangka kerumah adek ini, sempat takut dengan ayah saya agak susah menerima laki-laki, banyak pengoreksiaannya. Ketika saya obrolkan hal itu lagi, si adek bilang. “g tau juga mas, ayah bisa suka sama njenengan.


Terpenting bagi saya adalah usaha sudah saya lakukan dengan niat baik, begitulah hasilnya…..



Rasa tenang ada, namun rasa khawatir mulai datang


Rasa senang kita nikmati bersama meski beda kota, saling menjaga hati satu sama lain, obrolan tentunya semakin menarik untuk di perbincangkan karena mendengar niat saya untuk melamar sudah di setujui


Si adek ini mulai antusias membicarakan tentang tempat nikahnya, tamu undangannya dimana nanti, semua persiapan seolah-olah segera ia ingin menyelesaikannya dengan cepat, tapi ada salah satu yang mengganjal di hati saya. Rupanya di sana menggunakan perhitungan atau lebih di kenal istilahnya primbon jawa, mendengar ini saya kaget.

Sebelumnya saudara saya memperlihatkan ramalannya, bahwa saya tidak cocok angka kelahirannya apabila di jadikan dalam mahligai cinta. “Aghh, ada ada aja ramalan primbon ini, saya pun kurang setuju karena tidak ada dalam hadtis ataupun al-qur’an yang menyatakan demikian. Akhirnya percecokan ini saya abaikan, namun kembali terjadi pada keluarga yang di sana. “Ternyata di sana pun makai primbon, mencocokkan angka hari, nama dan lan-lain.



Pertikaian yang berakhir damai 


Ketika pihak sana menyatakan dengan ramalannya, yang katanya dari kyiai angka saya tak cocok, sayapun ingin rasanya datang kesana lagi dengan menuturkan sebenar-benarnya sesuai agama islam, bahwa tak ada ramalan tersebut. Apalagi dalam hadtis dan qur’an, tak ada hal tersebut.


Sayapun sedikit menegur namun sesuai yang saya fahami dalam al-qur’an, bahwa lelaki yang baik untuk wanita yang baik, sebaliknya pula dan seterusnya, namun apa daya, mungkin memang saya di pertemukan, tapi belum di satukan.


Kita pun hampir beberapa minggu tak saling ngobrol lagi, tak ada tegur sapa lagi, saya pun memaklumi dan bersabar saja atas hal ini. Kitapun akhirnya tak jadi bersatu dalam mahligai kasih, namun kita hanya tetap berteman sebagai seorang muslim.



Yang bisa di ambil dari pelajaran ini


Cinta butuh perjuangan “EMANG! Tunjukkan keseriusan kalian jika memang ingin meraih cinta yang halal sesuai ajaran agama islam, jangan pernah ragu untuk melangkah dan mencoba selama niat itu baik. Meski hasilnya beda dari yang di bayangkan, tetap saja rendah hati dan terus berusaha.


Siap melangkah dan siap di tolak, sebab meski seberapa besar usaha yang kalian lakukan, kalau mungkin memang belum dapat ridho, mungkin sabar tepatnya. Akan tetapi sabar tidak semudah yang di ucapkan, mungkin kita menjalaninya terlebih dahulu, baru mengetahui rasa sabar itu seperti apa.



Semoga banyak pembelajaran yang di ambil dari kisah inspiratif ini, dan semoga dapat menginspirasi para pembaca kata mata hati



Artikel Kata Mata Hati Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Scroll to top