Menciptakan Magnet Cinta Dari Seorang IBU


Menciptakan Magnet Cinta Dari Seorang IBU | Belajar dari kisah seorang IBU, di situlah aku. "ARIEF" Mulai menemukan bagaimana cara menciptakan magnet cinta. Bagiku, menghormati ibu wajib. Yang bijak kepada ibu, pasti bisa bijak kepada pasangannya.



Menciptakan Magnet Cinta Dari Seorang IBU


Renungan cerita yang syahdu

Di tahun 2012 pertengahan bulan, disitulah karir dalam dunia kerjaku sedang naik daun. Masalah
asmara bukan lagi menjadi tujuan utama, namun ketika seorang IBU menanyakan “Mana pasanganmu! Kenalkanlah pada IBU. Kapan kamu siap menikahinya?

“Awal mula bingung tidak tahu harus menjawab dengan dialog seperti apa, beberapa menit kemudian. Langsung ku-jawab saja ! “INSYAALLOH BU? Sebentar lagi arief akan mengenalkannya. Melihat beliau tersenyum, sungguh kebahagiaan yang sempurna bagiku.


Selain merasakan manisnya karir di tahun itu, disitu pula ALLOH SWT berikan aku ujian yang teristimewa. Beliau mengidap penyakit syaraf otak, yang membuat dirinya tak bisa berjalan dan tak bisa melihat.



Sungguh ALLOH maha dermawan


Tak tega melihat hal ini, akupun segera memutuskan untuk tidak kerja di satu tim bersama kawan-kawanku di sana. Lantaran tempatnya yang cukup jauh, tapi ALLOH tetap maha dermawan. Akupun di anugrahkan seorang sahabat sejati yang mengijinkanku untuk bisa kerja di rumah pribadinya.


Semakin hari, semakin terasa singkat saja waktu ini. Sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, dan sehari seperti goyangan api. Di situlah penyakit ibu semakin menggrogoti tubuhnya. Kaki sudah lumpuh tidak bisa berjalan, matapun tak bisa melihat ciptaan ILLAHI.


Sungguh ALLOH maha dermawan, lagi-lagi aku di sadarkan oleh perjuangan seorang Ayah. Aku sangat terharu melihat beliau memasak, bukan rasa masakannya yang mengikat. Perjuangannya sungguh istimewa, mengajarkanku menjadi C.S.S ( calon suami siaga ).


Hati bergetar dan berkata ”Tak butuh perawat dari universitas manapun, aku jaga engkau disini dan kutemani mulai pagi, aku rawat engkau, sampai pagi kembali datang. Ayah yang memasak, aku yang memandikan ibu, lalu membuat dirinya cantik dengan make up dan hijab. Ku suapi dengan penuh kemesraan, meskipun pada kenyataannya enkau sangat susah untuk menelan makanan ini.


Malam datang, engkau mulai susah untuk tidur. Semua keluarga ingin ikut merawatmu bu? Namun engkau menjawab dengan ketulusan yang membuatku tersentuh. “ Aku lebih suka engkau nak yang merawatku disini, ibu tak mau di rawat siapa-siapa selain engkau.



Lirih yang menjadi saksi


“Malam-pun semakin sunyi, kupeluk erat-erat engkau di sampingku. “Engkau berucap kepadaku, nak? Ajarkan ibu DO’A agar ibu bisa tidur, ku menuntun dengan DO’A. Lalu engkau membisikkan kata-kata yang romantis di telinga “Terima kasih nak, engkau telah memperlakukan ibu dengan bijak, ibu sayang kamu. Sambil ku di ciumnya.



Sakaratul maut menjadi romantisme hubungan anak dan ibunya di dunia


Mendekati bulan RAMADHAN, nafas semakin terengah-engah. Sudah tak ada lagi perkataan romantis yang keluar darimu bu. Ku ambil Al-Qur’an, kulantunkan di sampingmu. Sepertinya engkau ingin meminta air, ku ambilkan air itu, lalu coba meminumkannya untukmu. Tak disangka, rupanya engkau sudah ucap salam perpisahan.


Badanku mulai menggigil, ingin ku memelukmu dengan sangat erat bu…. Tapi mungkin izrail sudah terlebih dahulu menjemputmu, namun kusempatkan diriku untuk mencium kakimu, memandikanmu, adzan dan iqomah di tempat pengistirahatan terakhir.



Makna yang bisa di ambil dari kisah Menciptakan Magnet Cinta Dari Seorang IBU


Untuk Anda para kaum adam

Perlakukanlah, dan luluhkanlah hati seorang istri dengan cara yang sama seperti saat kita menjaga dan merawat ibu kita. Itulah yang di sebut magnet cinta.

“Isteri itu bukan hak kita, tetapi amanah dari ALLOH. Jika kita menganggap isteri adalah hak kita, kita anggap kita boleh buat apa saja terhadap isteri kita. Tetapi apabila ingat amanah dari ALLOH, kita perlu menjaganya dengan baik. Menjaga akhlak dan memberikan perlindungan kepadanya. | Semoga sedikit kisah inspiratif ini bisa menginspirasi


Artikel Kata Mata Hati Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Scroll to top